Sabtu, 12 Juni 2010

GAK APA-APA IP TURUN :)

oleh Nila Rahma, Atlet Terjun Payung (hehe)

Hai, teman-teman :)
Apa kabarnya nih setelah melihat nilai-nilai di SIAK bermunculan?
Merasa lebih baik karena sesuai dengan harapan?
Atau merasa lebih tidak baik karena tidak sesuai dengan harapan?
Atau bahkan biasa-biasa aja?
Emmm, ada yang gak lulus mata kuliah semester ini? Santai aja, masih ada temennya, haha.
Saya yakin jawaban tiap Anda berbeda-beda.
Jika nilai Anda naik, saya mengucapkan SELAMAT :)
Jika nilai Anda tidak naik, bisa baca tulisan berikut dan semoga bisa jadi bahan bacaan di tengah liburan.

Jika masih ada nilai yang belum keluar, berdoalah yang terbaik. Bukankah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu? Mungkin aja yang seharusnya nilainya A- bisa jadi A karena keypad (-)nya ngga bisa dipencet waktu mau masukin nilai. Sedangkan batas waktu pemasukan nilai ke SIAK sudah di garis sakaratulmaut. Loh, apa yang gak mungkin coba?

Oke, badai pasi berlalu. Tapi, bagaimana cara melalukan kesedihan ini? Huaaaaa (nangis ke laut aja). Baiklah, teman-teman. Saya akan mencoba menghibur diri saya sendiri dan menghibur kalian (jika mampu), hehe...

Terjun payung menjadi kata yang cukup representatif untuk menggambarkan keadaan IP ataupun IPK yang turun drastis. Masalah? Iya, masalah. Tapi bukan KIAMAT. Mari kita analisis bersama: Sebenarnya, apakah yuang terjadi dan bagaimana menyikapinya?

1. Kenapa IP turun?
Biasanya, IP turun bisa disebabkan oleh kekurangpahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan.
2. Kenapa bisa kurang paham?
Karena kurang belajar.

3. Kenapa kurang belajar?
Ada yang bilang karena sibuk di organisasi. Rapat melulu jadi nggak bisa bagi waktu, Waktunya habis dipake rapat. Haha, yang ini kayaknya nggak bener lho. Karena apa, karena ternyata IP Ketua BEM FIB kita NAIK. Mari kita beri tepuk tangan. Plok plok plok.
Kurang belajar bisa disebabkan oleh kekurangpintaran mengatur waktu. Seperti saya ini yang tidak pintar, haha. Manajemen waktu MUTLAK harus dikuasai oleh mahasiswa kura-kura (kuliah rapat, kuliah rapat).

4. Kan capek habis dari kampus, abisnya udah malem. Jadi, nyampe rumah langsung tidur. Nah, kalo kayak gini, siapa yang salah?
Yang salah ya diri sendiri. Ini namanya MALES. Seperti saya, haha. Kan ada omongan terkenal tuh: Siapa mau dapet lebih ya kudu kerja lebih. Bukan begitu, Sodara-sodara? Soal waktu tidur: kalo mau, tidur 3 jam aja sehari. Kalo yang namanya aktivis mah tidur segitu juga udah cukup. Kalo mabit kan diajarin tidur cuma 2-3 jam. Mari kita aplikasikan. Hayoo, siapa gak setuju?_kayaknya banyak nih, hehe.

5. Kesimpulan dari obrolan di atas adalah: Siapa yang salah? Diri sendiri. Hayoo, ngaku! Kalo nggak ngaku, digebukin polisi (halah, apa hubungannya coba? Tertawa yuuk, haha). Nah, pertanyaan selanjutnya adalah: Jika sudah begini (nilai terjun payung), terus SAYA HARUS BAGAIMANA?
Gampang. Tenang aja Lhoh, kok tenang? Iya dong. Kalo nggak tenang, nggak bisa menyikapi masalah dengan bijak. Kalo kayak gini bisa nangis seharian di kamar sampe matanya nggak beraer karna udah abis mata airmatanya (halah, lebay!)
Setelah membaca buku Membangun Peradaban dengan Ilmu, saya memperoleh banyak hal untuk melihat sebuah masalah. Misalnya masalah IP ini.

Kutipan halaman 6 buku tersebut,
”Dalam permainan sepakbola, apabila seorang penyerang mau menendang bola ke gawang, semua pemain belakang lawan akan menutupi gawang itu. Peluang menciptakan gol menjadi sempit. Sang penyerang yang cerdik tentu akan memberikan bola ke belakang, supaya pertahanan musuh mengembang terbuka. Dalam sepakbola sekalipun, kemajuan, kemenangan, bukan senantiasa menyerang dengan mengarahkan bola ke depan tetapi juga mundur untuk mengatur strategi baru.”

Nah, apa hubungannya dengan pembahasan kita?
Saya ingin menggarisbawahi perkataan Prof. Wan. Yang ini: tetapi juga mundur untuk mengatur strategi baru.
Apa maksudnya?

Kalo saya nih mencernanya begini:
GAK APA-APA IP TURUN. Toh ada alasan yang dapat diterima. Misalnya meskipun IP turun, jumlah pengetahun Anda tentang sesuatu yang sangat Anda minati makin banyak karena jam-jam kuliah dihabiskan dengan membaca buku-buku terkait dengan itu. Bisa juga bolos di jam-jam kuliah untuk hadir dalam acra yang kita ykini lebih memberikan manfaat pada diri kita (syuku2 bagi ummat juga). Asal IPK nya masih di atas 3 ya nggak jadi masalah, ya minimal lebih dari sama dengan 2,75 lah. Bukankah ini strategi untuk masa depan? Karena bagaimanapun, Anda akan menggeluti bidag yang sangat Anda minati daripada yang lain.

GAK APA-APA IP TURUN. Toh ada Substitusi: ada hal pengganti. Misalnya IP turun, tapi Anda menjadi Juara SUATU PERLOMBAAN, misalnya Balap Mobil, Balap Motor, Balap Kuis, Balap Sepeda, Lomba Lari, ataupun Lomba Makan Kerupuk (halah, yang ini nggak masuk). Jadi, ada PENGGANTI yang bisa membahagiakan Anda.

GAK APA-APA IP TURUN. Kan IP sekarang. Insyaallah, jika masih diberi umur, kita bisa PERBAIKI di SEMESTER BERIKUTNYA. Dengan cara apa? Rajin belajar, Rajin berdoa, Rajin bagi waktu, rajin bagi-bagi makanan. Loh kok bisa? Ya iyalah bisa. Kan kalo orang baik, termasuk yang suka memberi, biasanya, dimudahkan jalan kebaikannya.

Jadi, GAK APA-APA IP TURUN ASAL NGGAK DIULANGI LAGI SEMESTER DEPAN. Oke, teman-teman. SEMANGAT!

“To move forward you must look backword, but not to stay backword”
‘Jangan kembali ke belakang untuk terperangkap kepada infrastruktur zaman lampau. Akan tetapi, pandang ke belakang untuk mencari I’tibar”
Gampangannya begini: kalo mau maju, liat ke belakang untuk mengambbil pelajaran, tapi jangan kelamaan ntar bisa-bisa nggak balik-balik lagi ke sini buat maju ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar