Rabu, 23 Oktober 2013

Potret

Saya berpikir bahwa setiap orang memiliki potret si ini dan si itu dalam memorinya. Seorang teman misalnya. Potretnya dalam memori saya adalah seorang perempuan dengan baju serta jilab berwarna merah marun dengan rok hitam. Tas punggungnya menggantung, seolah-olah berusaha menggapai-gapai pundak si pemilik sebab si empunya berbadan tinggi.

Potret. Seperti halnya yang saya pikirkan bahwa setiap orang memiliki potret atas kerabatnya, saya pun demikian. Saya memiliki potret teman-teman. Saya memiliki potret keluarga. Bahkan, saya memiliki potret orang-orang yang saya temui di jalanan.

Potret. Ada adegan dalam hidup yang mungkin menyengajakan diri untuk memotret seseorang, lalu berharap potret itulah yang akan dilihat dalam pikirannya sewaktu-sewaktu, kapanpun ia ingin. Ya, seperti yang dilakukan oleh Jesse terhadap Celine di film Before Sunrise. Itu potret yang disengaja. Saya tidak tahu, apakah Jesse benar-benar berhasil menampilkan Celine "yang itu" sewaktu-waktu.

Potret. Pernah saya mencoba untuk memotret seseorang dan berharap adegan itulah yang akan tampil saat saya ingin melihatnya sewaktu-waktu. Gagal. Saya gagal menampilkannya. Yang muncul adalah adegan lain, yang sama sekali tidak pernah saya niatkan untuk bisa dipanggil sewaktu-waktu. Kesemua potret dalam memori saya nyatanya begitu.

Potret. Pernahkah suatu kali kamu rindu? Menghadirkan potret adalah salah satu jalan mengobati rindu.

Depok, 24 Oktober 2013

Senin, 14 Oktober 2013

Jeda

Diam antara kita adalah jeda
Perbincangan kita pun tanpa kata

Mungkin kita saling rindu
tapi,
biar saja jeda itu
biar semakin rindu.

Depok, 15 Oktober 2013

Jumat, 11 Oktober 2013

Perbincangan

Perbincangan adalah babak dalam hidup dengan lakon lebih dari aku.

Perbincangan adalah apa-apa yang terjadi antara aku dan kamu.

Perbincangan kita adalah tentang senja, pagi, dan esok yang juga menyediakan senja dan pagi.

Silakan, kamu dulu yang bicara :)

Depok, 11 Oktober 2013

Selasa, 24 September 2013

Posesif

Posesif terhadap orang lain itu tidak baik. Bisa-bisa kehilangan diri sendiri. -- Nila Rahma  (@nilarahma)

Kamis, 19 September 2013

Kereta

Kereta mampu membawa manusia ke segala
pada rel yang seharusnya
Memang seharusnyalah demikian kereta

Persis, seperti manusia dalam hidup
harus pada jalurnya
Jika tidak maka celaka.

Kereta, 19 September 2013

Rabu, 11 September 2013

Untukmu Malam Ini

Di Margonda, aku melihat jaket serupa jaketmu. Aku ingin duduk menemanimu. Maaf, hanya ingin sebab tak bisa karena jauh. -- Nila Rahma (@nilarahma)

Senin, 09 September 2013

Tanda

Sore ini ada yang terlewat sebab di stasiun kota sapamu terbawa deru kereta.

Malam tiba, lalu kereta menyampaikan kata dan hingga pada satu titik masa manusia menyebutnya tanda yang setiapnya memiliki makna.

Depok, 9 September 2013

Jumat, 06 September 2013

Rasa Kata

Mengujar kata dan menulis kata
bukan hanya soal apa katanya
melainkan juga kehadiran rasanya

lalu, saat sampai pada pembaca
mereka berkata tentang kata-kata
sudah bukan memperbincangkan lagi apa katanya, melainkan rasa yang menghadirkannya

dan, datarnya rasa kata mungkin sebab matinya rasa.

Jalan Baru, 6 September 2013

Selasa, 03 September 2013

Cerita Gladhi Resik

Acara utama dari Gladhi Resik Wisuda adalah foto bersama dengan rektor dan dekan dalam adegan bersalaman.

Kali ini FIB mendapat giliran kedua terakhir, sebelum FT. Antrean FIB sendiri panjang sekali. Maklum, berbelas-berbelas jurusan.

Seluruh wisudawan berbaris menuju panggung Balairung. Di bagian sayap kanan panggung dekat tangga, kami bisa menitipkan barang-barang apapun supaya kami terlihat elegan ketika bersalaman dengan rektor dan dekan.

Alur selanjutnya adalah wisudawan menuju sayap panggung kiri. Masih dalam barisan menuju sayap kiri, ada seorang Ibu di pinggir barisan yang memperbaiki tatanan toga saya. Ibu itu berkata, "Habis pake tas punggung ya, Mbak?".
"Iya, Bu. Hehe. Makasih ya, Bu."
"Ya, sama-sama." sahut beliau dengan senyum.

Tas merah sudah saya titipkan. Tapi, ini masih ada sesuatu di tangan. Handphone. Seketika saya memutar otak, di mana saya harus meletakkannya, sedangkan baju yang saat itu saya pakai tidak bersaku.

Kalem. Lalu, saya tertawa. Beruntung saya mengenakan atasan oranye yang memiliki ujung lengan berkaret & ngepas di pergelangan tangan. Sejenak sebelum menaiki panggung, saya memasukkan handphone ke dalam lengan baju tangan kiri. Sesuai perhitungan, handphone itu tidak jatuh. Teman di belakang saya, bernama Mamas, tertawa geli melihat kelakuan ini.

Sekolah, 4 September 2013

Sabtu, 20 Juli 2013

Kue Lebaran


Setiap kali menjelang lebaran, ibuku membuat kue. kemudian, setelah kue-kue apik itu jadi dan sebelum kami makan selalulah ditaruh dulu dalam wadah. Wadah yang ini cocoknya buat yang ini, sedangkan yang itu cocoknya dengan yang itu. Ibuku selalu berpesan demikian. "Kenapa nggak pake in aja?" "Ndak pantes. Kue ukuran gedhe ya ditaruh di tempat yang gedhe. Yang kecil ditaruh di tempat yang kecil." Ndak pantes katanya. Membicarakan kue, tempat, dan kecocokan mengingatkan saya pada hal lain. Segala hal memang selalu harus ditempatkan pada tempatnya. Sesuatu yang besar memang tidak akan muat dalam wadah kecil. Yang besar butuh wadah besar. Dan, memang, yang kecil cukup butuh wadah yang kecil. Supaya pantes. Dan, memang begitulah segala hal, bukan?

Kata Bu Riris

"Mata kamu terang. Hati kamu baik. Biasanya memang, yang matanya terang hatinya baik." (Bu Riris, 16 Juli 2013)

Minggu, 07 Juli 2013

Memilah

Ada baiknya jika kita pandai memilah dengan tepat supaya kita juga tepat mendapat.

Jumat, 03 Mei 2013

Yang Salah

Yang salah
adalah mengatakan salah
kepada yang bersalah
dengan cara salah
padahal manusia butuh diberi tahu bagaimana yang tidak salah
supaya tidak lagi berlaku salah

Rabu, 20 Maret 2013

21 Maret, Hari Puisi

Berpuisi adalah salah satu cara berkata baik. Mari berkata baik dengan puisi. Selamat Hari Puisi.

Selasa, 19 Februari 2013

Aku Tidak Mencari Siapa-siapa Sore Ini

Rintik yang datang sore ini membasahi mawar
Jadilah ia basah
sebasah tanah yang basah

Basahnya yang setengah menjadikannya indah
Ada tetes-tetes pada yang rekah

Aku tidak mencari siapa-siapa sore ini
Tidak janjian, juga tidak mencari
Aku cukup saja berjalan mengitari
Bertemu denganmu adalah harap, barangkali

Harap-harap yang tak disertai cari
adalah aku yang hanya berdiri di sini tidak mencari,

aku datang tanpa mawar
aku datang dengan tulisan dalam lembar
jika kamu datang, aku berikan
jika tidak, lembar itu aku simpan

mawar-mawar masih basah
seperti tanah basah
rintik pun semakin membasahi
dan kita tak saling menjumpai.

Depok, 11 Februari 2013

Kamis, 07 Februari 2013

Rindu

hingga pertemuan yang berjeda lama ini
kusebut rindu.

Selasa, 29 Januari 2013

Perempuan Jalanan

Gerimis mengemis, meminta segera hujan
Ia gerimisi perempuan-perempuan
yang meringis pada perolehannya berupa sekian
Lalu, perempuan memintas lintas pada larangan
Harga dirinya tumpah di jalanan.

Minggu, 27 Januari 2013

Menujumu

Kakiku berniat sangat menghampirimu
Di langkah ke satu, aku urungkan niatku
Tak selangkah pun kakiku jadi menujumu
Kembalilah aku pada rindu.

Senin, 21 Januari 2013

Balada Jakarta

Perempuan dengan kereta berangkat ke Jakarta
Matahari belum tampak, ia sudah tampak
Lalu ia tak tampak di balik dinding gedung-gedung kota

Matahari berpulang, ia baru tampak lagi
Perempuan Jakarta rindu pada matahari

Saat senggang ada,
pelan-pelan ia langkahkan kaki di Balai Kota sebelum senja tiba
Asanya kandas
kotanya mendung, basah,

Perempuan Jakarta mengejar matahari
Senjanya tiada, shubuhnya usai, dan paginya mati.

Selasa, 15 Januari 2013

Usaha

Menyerah pada kalah sama seperti menaruh bara pada rekah. (Hanya) butuh waktu yang sedikit dan usaha yang besar.

Senin, 14 Januari 2013

Kabut Hingga Hujan

Kabut sembunyikan rintikan,
gerimis menyimpan senyuman,
sedang hujan menyamarkan tangisan,
lalu aku undang tawa dalam hujan.

Selasa, 08 Januari 2013

Terjebak Ruang

Jika ada yang terjebak ruang, tak perlu menghancurkan ruang, cukuplah berpindah ruang.

Senin, 07 Januari 2013

Tontonan

Hiburan rakyat yang menghibur adalah cermin dari selera masyarakat. Yang suka demikian maka demikian.

Sri Wedari, 29 Desember 2012