Oleh Nila Rahma, Kepala Departemen Keilmuan dan Kajian Budaya BEM FIBUI 2010
Pendahuluan
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, sang Khalik, pencipta makhluk teladan, Muhammad SAW. Terima kasih kepada orangtua, Nurrochim dan Tholiatul Farichah yang tak lelah berdoa, menasihati, dan mengajari anaknya ini. Terima kasih kepada saudaraku, Amir Salaf, Ulfah Nur, Salman Akkad, dan Burhanudin yang memberi semangat cinta dalam keluarga; bersyukur memiliki saudara seperti kalian. Terima kasih kepada seluruh keluarga di BEM FIBUI, terutama keluarga Keilmuan dan Kajian Budaya; Zaky, Acha, Ryana alias Nanda, Intan, Winda, Kunti, Vili, Dhisty, Dhana, Raha, Juned, Dian, Nuni, dan Zulfah, serta Ijonk (ketua BEM-ku), para BPH BEM, terutama Peni, Lu’lu, Tika, Ira, Fini, Cici, Nadil, dan kawan-kawan; saya belajar banyak dari kalian. Banyak sekali. Juga terima kasih kepada tetangga sebelah, Bela dan Rere. Juga segenap keluargaku di IKSI, serta berbagai pihak dekanat, terutama Bapak Untung, Ibu Lily, Bapak Bambang Wibawarta, serta Bapak Albert Roring yang banyak memberikan pelajaran bagi saya.
Departemen Keilmuan dan Kajian Budaya BEM FIBUI (selanjutnya disebut KKB) adalah sebuah bentuk wadah kompilasi cita-cita, antara keilmuan dan kajian budaya. Secara resmi, nama departemen ini terakui sejak berdirinya BEM FIBUI 2010. Dimulai dari awal tahun, lalu melewati tengah tahun, dan sekarang menjelang akhir tahun, kami bertingkah dalam kehidupan organisasi, di sini, setidaknya untuk FIBUI.
Visi KKB adalah “Mengkaji dan Mengenalkan” kepada seluruh khalayak kampus. Dari tengah tahun hingga akhir masa jabatan, sebanyak enam (6) program telah dijalankan dengan hasil cukup memuaskan. Sebuah program baru berhasil ditelurkan oleh departemen ini, yakni Sekolah Mahasiswa Berprestasi (SMP). Program yang lain terjumpai kembali seperti Kontingen FIB untuk OIMUI, PekanSeniRupa (PASIR), dan Penerbitan Jurnal Kohesi vol.2. Tak ketinggalan, program berkelanjutan dari tengah tahun pertama, seperti Dinding Budaya dan Diskusi Budaya menunjukkan konsistensinya dengan cukup baik.
Akhir tahun kepengurusan tak jauh lagi dari mata, bahkan lebih dekat dengan jengkalan tangan. Menjadi bagian dari keluarga Kajian Budaya di BEM tahun 2009 memberikan warna tersendiri bagi saya dalam menjalani titah-titah di tahun 2010 ini. Bagaimanapun juga, menjadi bagian tahun lalu menjadi irisan pelajaran yang seringkali menjadi kisahan yang tertuang dan ingin terulang.
Laporan ini dibuat sebagai bahan refleksi bagi Departemen Keilmuan dan Kajian Budaya, sekaligus sebagai pertanggungjawaban akhir tahun untuk DPM FIB UI, juga sebagai potret kisahan yang dapat dinikmati di masa mendatang. Sebuah pelajaran: ide dan realisasi memang harus berjalan beriringan.
Deskripsi Kerja
Departemen Keilmuan dan Kajian Budaya BEM FIBUI memiliki tugas untuk:
1. Mengkaji dan mengenalkan budaya sebagai bentuk yang cair kepada mahasiswa seluas-luasnya
2. Menjadi salah satu wadah mahasiswa dalam kegiatan keilmuan dan pengkajian budaya
3. Menyemarakkan kehidupan kampus dengan aktivitas-aktivitas keilmuan dan pengkajian budaya.
Pelaksanaan Kegiatan
Dalam durasi tengah tahun hingga 26 Desember 2010, Departemen Keilmuan dan Kajian Budaya telah melakukan enam kegiatan yang tercantum dalam RKAT BEM FIBUI 2010 dengan rincian sebagai berikut:
1. Dinding Budaya
Penanggung jawab kegiatan: Dian Masniari (Ilmu Perpustakaan 2009)
Deskripsi Kegiatan: Dinding Budaya diterbitkan sebulan sekali. Terbitannya memuat kliping-kliping berita terkini, baik dari majalah maupun koran yang berkaitan dengan keilmuan dan kajian budaya.
Pra-kegiatan: Dalam kurun waktu sepekan sebelum penempelan artikel maupun gambar foto dalam dinding budaya, anggota KKB diminta untuk mengumpulkannya dari koran maupun majalah yang berkaitan dengan permasalahan keilmuan dan kajian budaya. Namun, pada kenyataannya hanya sedikit yang membawa artikel pada hari H.
Hari-H kegiatan: Dalam setiap kegiatan pemasangan, Dinding Budaya sering dihadapkan pada kurangnya anggota yang hadir. Alasannya bermacam-macam, tugas yang menumpuk, bermain untuk menghilangkan kepenatan kampus, rapat di tempat lain, atau harus pulang ke rumah di akhir pekan. Memang benar bahwa setiap pemasangan Dinding Budaya dapat berhasil hanya dengan segelintir orang, namun kami memahami bahwa situasi ini bukanlah situasi ideal untuk menjalankan kegiatan. Alhamdulillah, periode akhir tahun ini kami berhasil mempublikasi Dinding Budaya sebanyak tiga kali, yaitu Edisi Artikel Bebas, Edisi Merapi, dan Edisi Asep Sambodja. Salah satu hal yang menarik pembaca adalah saat tempelan berinteraksi dengan pembaca, seperti menempelkan TTS. Lucunya, hal ini diminati banyak orang karena terbukti dengan balok-balok yang terisi penuh, kecuali dua deret yang memang sangat sulit terjawab. Terkadang, saat PJ tidak bisa menangani, ada tenaga yang siap membantu dalam pemasangan Dinding Budaya ini, terutam Dhisty.
Pascakegiatan: Dinding budaya didokumentasikan melalui foto sehingga dapat dinikmati di masa mendatang untuk diambil informasi maupun kebermanfaatannya.
2. Diskusi Budaya
Penanggung Jawab: Rahadian Rundjan (Ilmu Sejarah 2009)
Deskripsi Kegiatan: Diskusi budaya merupakan forum tukar pikiran tentang topik menarik. Dalam durasi tengah tahun akhir ini, ada dua tema, yaitu berkaitan dengan hari Pemuda yang diperingati pada 28 Oktober 2010 dan diskusi buku puisi Asep sambodja.
Prakegiatan: Seperti kegiatan pada umumnya, kegiatan diawali dengan persiapan fasilitas, maupun pembicara yang akan dihadirkan. Kepanitiaan ini tidak memerlukan banyak panitia, namun hasil yang dicapai cukup baik. Acara terselenggara atas kerja sama antara kami dengan beberapa himpunan mahasiswa program studi di FIBUI.
Hari H:
- Diskusi Budaya bertema “Yang Muda, Yang Dipangkas” yang berkisah sejarah tentang pemuda gondrong di masa orde baru ini berkerja sama dengan Studi Klub Sejarah FIBUI dan dilaksanakan di Ruang 1102 pada Kamis, 28 Oktober 2010. Dikunjungi dan menjadi forum perbincangan menarik karena juga menghadirkan pembicara yang juga sekaligus penulis buku Dilarang Gondrong, Aria Wiratma Yudhistira. Kegiatan ini dikawal dengan baik oleh penanggung jawab, mulai dari awal hingga akhir.
- Diskusi kumpulan puisi Berhala Obama dan Sepatu buat Bush karya Almarhum Asep Sambodja sukses dilaksanakan di ruang ruang 4101 FIBUI pada 24 November 2010 atas kerja sama dengan Ikatan Keluarga Sastra Indonesia FIBUI. Diskusi ini berawal dari permintaan Mas Asep pada akhir Oktober, berakhir dengan tanggapan sangat positif dari berbagai kalangan, mahasiswa, dosen, media, maupun kawan-kawan Mas Asep meskipun tak hadir bersua utuk bertatap mata. Kegiatan kali ini kurang mendapat perhatian yang cukup baik dari penanggung jawab karena adanya kesibukan di tempat lain.
Pascakegiatan: sebagai bentuk ideal dari sebuah bentuk diskusi, dokumentasi berupa tulisan sebagai rangkuman untuk bisa dinikmati di hari ini ataupun masa mendatang mutlak dibutuhkan. Hal ini terjawab dengan adanya buku yang berkaitan dengan keduanya, Dilarang Gondrong dan Berhala Obama dan Sepatu buat Bush.
3. Kontingen FIB untuk OIM UI
Penanggung jawab kegiatan: Zakiyah Nurunnisa (Sastra Korea 2009)
Deskripsi Kegiatan: Kegiatan ini merupakan terusan dari OIM FIBUI. Para juara OIM FIBUI “diantarkan” ke OIM UI. BEM FIBUI sebagai penghantar bertugas mendampingi dengan rupa fasilitasi dan motivasi.
Prakegiatan: Zaki bersama dengan tim melakukan persiapan berupa pembentukan panitia dan merancang program fasilitasi.
Hari H:
Kegiatan ini memiliki rangkaian yang cukup panjang, dimulai dari pertengahan Agustus hingga pertengahan Oktober. Ada berbagai acara, seperti OIM Net, yaitu pertemuan yang diadakan oleh panitia OIM UI dengan panitia kontingen, kemudian ada parade. dalam pertemuan OIM Net, Zaki sebagai PJ cukup baik melaksanankan tugasnya, namun kurang baik dalam memanajemen tim. Mungkin, karena masih tergolong anak baru (2009). Parade tahun ini kurang diikuti dengan baik karena kekurangan SDM; banyak panitia, kontingen, dan mahasiswa lain yang mengikuti kuliah di waktu yang sama. Ini dapat menjadi rekomendasi untuk panitia OIM UI agar melaksanakan parade di sore hari.
Sebelum bertanding di tingkat UI, panitia mengadakan pembekalan penulisan ilmiah yang diisi oleh Dr. Ali Akbar sebagai pembicara yang menjelaskan berbagai hal berkaitan penulisan ilmiah. Acara puncak berupa pertandingan seluruh kontingen berbagai fakultas di UI diikuti oleh para kontingen dari FIBUI dengan baik, namun ada kategori yang tidak memiliki perwakilan dari FIB, seperti PKM Kewirausahaan dan PKM Pengabdian Masyarakat. Sayang sekali dan mohon maaf, pada tahun ini kami tidak membawa pulang medali. Terkait dengan keuangan dari dekanat, kami menemui kesulitan, yakni kita tidak mendapatkan dana kemahasiswaan dari pihak dekanat sehingga cukup menghambat perjalanannya, termasuk dalam bentuk apresiasi terhadap para kontingen.
Pascakegiatan: Kegiatan kontingen untuk OIM UI merupakan kegiatan tingkat UI yang membawa nama fakultas kiat tercinta ini, FIBUI. Namun, kurang adanya apresiasi yang cukup baik dari berbagai kalangan membuat para kontingen kurang merasa diperhatikan, meskipun panitia sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik.
4. Pekan Seni Rupa (Pasir)
Penanggung Jawab kegiatan: Ryana Andari (Sastra Inggris 2009)
Deskripsi kerja: PASIR FIBUI tahun 2010 merupakan edisi kedua sebagai penerus acara tunasnya di tahun 2009. Mengangkat rupa sebagai fokus menjadikan kami fokus kami terhadap semua rupa-rupa, rupa 2 dimensi, rupa 3 dimensi, maupun jalan menuju rupa.
Pra kegiatan: Sebenarnya, PASIR 2010 seharusnya diadakan pada akhir Maret 2010. Namun, karena berbagai hal, acara ini diundur pelaksanaannya menjadi perttengahan Desember. Dana dari dekanat yang tidak bisa cair akibat dari keterlambatan pelaksanaannya menjadi salah satu hambatan yang cukup berarti sebagai sebuah persiapan perhelatan akbar. Keterlambatan perwujudan acara ini menjadi sorotan tersendiri dari beberapa pihak, namun pada akhirnya panitia membuktikan kompensasi dari semua itu: membuat acara ini lebih terasa dan bermakna. Ryana sebagai Ketua Pelaksana cukup baik memanajemen tim dan emosi diri sendiri, maupun rekan dalam timnya sehingga terasa tali lekatan yang cukup baik di antara mereka hingga akhir acara.
Hari H: ”Melukis berantai adalah sebuah upaya untuk memunculkan kembali semangat berkreasi, semangat menggambar, yang hampir pasti pernah memenuhi hari-hari semua orang. Kain putih putih ini dibentangkan, diisi oleh berbagai macam gambar dari berbagai macam orang dengan maksud dan cara yang tentu tidak sama. Ada beda dari goresan gambar yang tidak bisa diungkapkan lewat kata bahasa. All for draw, draw for all.” (Ghamal Satya Mohammad, Kadep Kajian Budaya BEM FIBUI 2010)
Begitulah sekelumit kata yang digunakan untuk menghantarkan segmen Melukis Berantai program Pekan Seni Rupa (PASIR) pada 15 Desember 2010. Kegiatan ini bertujuan untuk mengapresiasikan seni rupa dalam kehidupan kampus. Rangkain kegiatan PASIR dipresentasi selama tiga hari, 15—17 Desember 2010. Berkawasan di titik-titik areal lingkungan FIBUI menjadikan FIB sungguh cantik dan menarik di ketiga hari tersebut. Tiga hari di FIB seperti berada di galeri, galeri dalam alam kampus. Pameran seni rupa di selasar gedung IV, selasar gedung VIII, stand komunitas seni dari IKJ, UNJ, MKI (Masyarakat Komik Indonesia), dll di areal parkir gedung IX, serta galeri milik Wedha bertengger cantik melirik pada teater daun selama tiga hari.
Melukis Berantai dan penampilan 10 band menyapa sebagai pengantar menjelang hari kedua. Talkshow Cur”art”orial dengan menghadirkan Tommy Awuy, WS Nurjoko, Indra Ameng, dan Andi Rharharha menjadi sajian utama hari kedua PASIR. Pengunjung pun semakin berdatangan dan menyiratkan ketertarikan. Hari ketiga menyuguhkan puncak rupa dalam bentuk pemutaran film Pollock dan dilanjutkan dengan Workshop “How to be An illustrator” dengan menghadirkan Wedha Abdul Rasyid dan Gusur, sedangkan Hilman dan Boim yang seharusnya mengetengahkan diri berhalangan hadir. Sebagai penutupan, band Filosofi 4 Negara, Zeke Khaseli, dan White Shoes and The Couples Company semakin memeriahkan acara ini. Ditutup dengan kegembiraan menjadikan semangat tak berkarat kami makin melekat tanpa sekat.
Pasca kegiatan: Perhelatan akbar PASIR 2010 menjadi salah satu kenangan tersendiri bagi para warga FIB. Ini terbukti dengan obrolan saya dengan beberapa warga FIB terkait PASIR. Namun di balik itu, ada satu hal yang belum terselesaikan hingga LPJ ini dibuat, yaitu hal ihwal pendanaan yang belum tertuntaskan.
5. Sekolah Mahasiswa Berprestasi (SMP)
Penanggung jawab: Nuni Ratqan Amani (Sastra Arab 2008)
Deskripsi kerja: Sekolah mapres tercetus sebagai program fasilitasi mahasiswa FIBUI yang mempersiapkan dirinya untuk mengikuti acara Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Utama di tingkat fakultas yang akan berlanjut pada tingkat universitas, maupun nasional. Sebagai sebuah rangkaian, SMP bagaikan lokomotif dengan gerbong-gerbong di belakangnya bisa terbilang cukup sempurna. Dihadirkan di sini kegiatan berupa Training Motivasi, Training CV, Training Penulisan Makalah, serta presentasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Pra kegiatan: Acara perdana BEM FIBUI ini menjadikan Nuni sebagai ketua pelaksananya tak segan-segan bertanya kepada pihak-pihak yang berpengalaman di fakultas lain, seperti Panggah yang merupakan ketua pelaksana kegiatan serupa di FEUI. Di samping itu, dia juga pandai dalam memanajemen panitia. Sebagai sebuah awalan, dia menunjukkan performa yang memukau.
Hari H: Kegiatan SMP dilaksanakan sebagai sebuah rangkaian selama empat hari tidak berturuyat-turut, yakni pada 8 dan 9 Oktober serta 22 dan 23 Oktober. Training Motivasi, Training CV, Training Penulisan Makalah, serta presentasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris menjadi rupa-rupa sajian dalam rangkaian kegiatan ini. Antusiasme 35 orang yang mendaftar dengan cara mengirim esai menunjukkan sebuah ketertarikan warga FIBUI terhadap kegiatan ini. Benar memang, tidak semua orang mampu bertahan dalam setiap keadaan samapai di penghujung waktu penentuan. Begitu pula dengan peserta dalam program ini. Di akhir-akhir,hanya tersisa belasan orang. Akan lebih baik jika peserta menandatangani surat perjanjian bermeterai sehingga dapat dijadikan dasar ikatan hubungan guna kebaikan berbagai pihak. Dari segi pembicara, panitia telah menghadirkan orang-orang cakap pada bidangnya, seperti dosen bahasa Inggris dalam pelatihan bahasa Inggris, Ibnu Wahyudi sebagai penilai dalam presentasi makalah, Ilman Akbar dalam penyampaian materi training CV, serta dihadirkan beberapa mapres FIB, seperti Angga Prasetyawan, Katharina Mellyna, dan Alfi Syahriyani.
Pascakegiatan: Terkait pembuatan LPJ, SMP dapat dikatakan cukup cepat dalam pemrosesannya, Tidak ada kendala berarti pascakegiatan, termasuk pencairan dana dari dekanat. Meskipun defisit, ini tidak menjadi hal sulit bagi panitia. Memang, pengorbanan lebih terasa jika ada yang dikorbankan, materi, tenaga, perasaan, dan yang tak terkatakan.
6. Jurnal kohesi vol.2
Pemimpin Redaksi: Michael Agustinus
Penanggung Jawab Bedah Jurnal: Melia Rahmawati
Deskripsi kegiatan: Jurnal Kohesi vol 2 “Membangun Peradaban indonesia” merupakan terusan dari terbitan ilmiah Jurnal Kohesi vol 1 tahun 2009. Di dalamnya terupa buah piker mahasiswa strata satu di kalangan universitas Indonesia, maupun luar UI. Kegiatan ini terbagi menjadi dua agenda, yaitu pembuatan Jurnal Kohesi dan Bedah Jurnal yang juda sebagai media peluncurannya.
Prakegiatan:
Semula, penanggung jawab agenda bedah jurnal adalah Ainan Indallah, sedangkan selaku pemimpin redaksinya adalah Rr Ratri Arudhisty Damar Intan. Namun, karena berbagai hal, keduanya mengundurkan diri dengan alasan yang akhirnya harus kami terima. Akhirnya, ada pihak yang akhirnya bersedia membantu menuntaskannya. Terima kasih kepada Miki yang bersedia menjadi pemimpin redaksi dan Melia alias Kunthi yang bersedia menggantikan Acha sebagai penanggung jawab bedah jurnal.
Hari H:
Dalam pelaksanaannya, redaksi cukup mudah melakukan penjaringan tulisan. Penjaringan tulisan lebih difokuskan pada permintaan personal dari redaksi kepada calon contributor. Akhirnya, didapatkan sekitar sepuluh lebih contributor. Melalui tahap seleksi, terjaring tujuh tulsian yang keenamnya merupakan buah pikir dari mahasiswa FIBUI, yaitu Alfi Syahriyani, Agung Dwi Ertato, Eries Septiani, Amri Mahbub Al Fathon, Michael Agustinus, dan Nila Rahma. Kontributor satu lagi dari seorang mahasiswa baru FMIPAUI 2010, yaitu Akbar Priyono. Dewan redaksi yang terdiri dari redaktur pelaksana, redaktur artistik, redaktur penerbitan, dan editor yang dipimpin oleh Miki sebagai pemimpin redaksi berjalan dengan cukup baik dan tidak menemui kendala yang cukup berarti. Keseluruhan aspek berjalan dengan baik. Saat bedah jurnal, telah tercetak sepuluh sampel jurnal Kohesi volume 2 sebagai representasi dari jurnal yang akan dicetak secara missal dalam waktu dekat ini.
Sebagai sebuah pasangan kegiatan, Bedah Jurnal mewujud sebagai penyempurna rangkaian peluncuran jurnal Kohesi volume 2 “Membangun Peradaban Indonesia”. Menghadirkan dua penelur pikir yang termuat dalam Kohesi kali ini, Agung Dwi Ertato dan Alfi syahriyani hadir mencurah berbagi kepada para peserta yang hadir. Dilengkapi dengan kehadiran Dr. Ali Akbar yang bertitel sebagai peneliti muda terbaik versi UI tahun 2010 sebagai pembedah jurnal, terutama atas kedua penulis tersebut menjadikan suasana forum semakin menarik. Sedangkan Jurnal Kohesi volume 2 diluncurkan oleh penasihat redaksi, Dr. untung Yuwono di awal acara, sebnelum pembedahan. Terkait dengan jumlah pengunjung, mereka banyak datang saat menyaksikan huburan tari Betawi oleh empat bocah manis. Suguhan cantik dan menarik membuat pengunjung terkesima.
Pascakegiatan: Usai berlangsungnya acara ini, masih menyisakan tanggungan berupa pencetakan jurnal kohesi vol 2 secara massal. Nantinya, kami akan mendistribusikan ke berbagai pihak yang pantas dan butuh menerima potret buah pikir para pemuda bangsa.
Evaluasi dan Penilaian SDM Departemen Keilmuan dan Kajian Budaya
1. Andi J Satya Wicaksana
Sebagai deputi, Juned berperan cukup bagus di awal kepengurusan, namun tidak saat di akhir. Hal ini disebabkan adanya ketidakseimbangan antara pembagian perannya sendiri sebagai keluarga KKB dengan perannya di tempat lain, yakni sebagai ketua Pelaksana PSAF dan Mabim FIBUI tahun ini. Semasa pascakegiatan PSAF pun tidak terlihat perubahan peran yang cukup berarti dari yang bersangkutan. Anyway, tetep semangat ya, Jun!
2. Ainan Indallah
Mulanya, berperan sebagai penanggung jawab bedah jurnal Kohesi. Namun, karena seiring kesibukan di tempat lain, yakni sebagai BPH di Hwarang (HMJ Korea) menjadikannya kurang berbagi waktu maupun perhatian kepada departemen ini, termasuk pengunduran dirinya dari pemegang amanah PJ Bedah Jurnal Kohesi. Kepedulian Acha masih dapat sedikit dilihat dengan kehadirannya dalam acara tersebut, tetntunya dengan bantuan yang ia berikan, seperti sebagai notulis.
3. Zakiyah Nurunnisa
Gadis cilik ini memiliki perhatian yang cukup besar terhadap berbagai kesibukan keluarga KKb lainnya. Dapat dikatakan, dia hampir ada di seluruh kepanitiaan KKB. Zaky memiliki komitmen yang cukup tinggi meskipun memiliki berbagai kesibukan di tempat lain.
4. Ryana Andari
Awal mula, Nanda (panggilan akrabnya) kurang terlihat hadir dalam pertemuan-pertemuan keluarga KKb. Namun, ia mulai memperlihatkan permainan cantiknya saat menginduki panitia PASIR 2010. Akhir tahun ini menunjukkan Nanda sebagai pribadi yang cukup berkomitmen atas amanahnya.
5. Dyah Intan Perdana Sari
Menjabat juga sebagai bendahara, serta turut membantu berbagai kegiatan keluarga KKB, dari awal hingga menjelang akhir ini, Intan cukup baik melaksanakan amanahnya. Meski terkadang harus berbagi perhatian dengan urusan kuliah ataupun jurusan, ia mampu menunjukkan bahwa ia memiliki kepedulian dan ketanggapan yang cepat.
6. Wardatul Hikmah
Bermula sebagai penanggung jawab sebuah forum riset sebagai salah satu kegiatan KKB hingga akhirnya ia menjadi ketua HMJ Jepang menunjukkan bahwa Winda memiliki potensi yang cukup bagus. Namun, amanah utamanya sebagai penanggung jawab forum tersebut tidak tertuntaskan dengan baik karena berbagai hal, seperti ketiadaan perhatian “lagi” karena harus berbagi dengan yang lain.
7. Nuni Ratqan Amani
Nuni memiliki potensi, kecakapan, dan kecekatan yang kuat dalam melakukan setiap tindakan. Dari semula hingga menjelang akhir, ia memiliki performa yang tidak mengecewakan.
8. Rahadian Rundjan
Lelaki penuh potensi dengan keilmuan yang tinggi ini memiliki banyak ide untuk diskusi. Pantas, dia dijadikan sebagai penanggung jawab diskusi. Sebagai pemain, raha memiliki potensi yang dapat diandalkan. Namun, sayangnya, dalam kurun dua bulan terakhir ini Raha memiliki kesibukan di tempat lain sehingga fokusnya terbagi.
9. Vilianty Rizki Utami
Dari awal hingga akhir, Vili memiliki performa yang cukup stabil. Hampir ada dia dalam setiap kegiatan KKB. Kecakapannya dalam melakukan setiap tindakan meski terpisah ruang membuat panitia di sekitar mengakui profesionalitasnya sebagai pemegang amanah yang terpercaya.
10. Melia Rahmawati
Selain aktif di BEM FIBUI, ia juga aktif juga dalam kegiatan jurusan. Dalam KKB, ia berperan aktif dalam dua kegiatan besar, yaitu OIM FIBUI dan Jurnal Kohesi. Perannya sebagai penanggung jawab Pekan Budaya Indonesia (PADI) teralihkan hingga ia memutuskan untuk memasukkan esensi dari program tersebut dalam rupa Tari Betawi pada Bedah Jurnal Kohesi vol 2. Secara keseluruhan, Kunthi memiliki komitmen yang cukup baik selama setahun ini.
11. Rr. Ratri Arudhisty Damar Intan
Dhisty memiliki potensi dan kecakapan yang tinggi dalam setiap kegiatan KKB. Namun, di akhir tahun ini, perhatiannya cukup tersita pada kesibukannya yang lain, yakni menjadi Ketua UKM Pramuka UI sehingga berefek pada pengunduran dirinya dari amanah sebagai pemimpin redaksi Jurnal Kohesi volume 2.
12. Dian Masniari
Sebagai anggota keluarga KKB, Dian cukup aktif membantu berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh departemen KKB sendiri ataupun yang lain. Komitmennya cukup baik dari awal hingga akhir.
13. Mardahan Ksatrya
Dhana memiliki perhatian dan tenaga yang cukup diandalkan dalam berbagai kegiatahn KKB. Awalan waktu kepengurusan BEM FIBUi, secara total, dai selalu ada untuk KKB. Namun, saat ia menjadi Ketua Pelaksana Baksos, ia menjadi cukup “labil”, namun ia kembali berperan aktif dalam kegiatan di akhir kepengurusan. Secara keseluruhan, Dhana memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
14. Awalina Zulfah
Zulfah memiliki komitmen dan potensi yang cukup bagus, namun memang perlu pendampingan. Sejak awal hingga akhir, perannya cukup dirasakan dalam berbagai kegiatan keluarga KKB.
Saran dan Rekomendasi
BEM FIB UI secara keseluruhan harus lebih kompak. Demikian juga halnya dalam setiap kegiatan internal. Ingatlah bahwa kita bukan BEM yang terfragmen-fragmen, melainkan BEM yang satu, tanpa jeda. Tak perlu terlalu banyak program karena hanya akan membuat terpencar, menurunkan kepedulian terhadap sekitar, dan memuncakkaan keegoan. Lebih baik sedikit, tapi bermakna bagi semua karena kita keluarga yang seharusnya memang harus selalu bersama.
Penutup
Besar harapan kami agar wadah keilmuan dan kajian budaya dalam BEM FIB UI dapat terus ada dan ditingkatkan kinerjanya. Departemen keilmuan dan Kajian Budaya 2010 telah menutup tahun dengan rangkaian kegiatan yang cair dalam rupa cantik dan menggelitik. Kami dapat bangga untuk mengatakan bahwa kepengurusan departemen ini haruslah lebih baik dari kami yang sudah baik. Sekadar saran: akan lebih baik jika ke depannya dibuat dua bidang yang berbeda, yaitu Departemen Keilmuan & Departemen Seni dan Kajian Budaya, sedangkan Departemen Seni dan Olahraga yang ada saat ini menjadi Departemen Olahraga. Demikianlah.
Assalamualaikum, maaf sahabat KOhesi sekalian... bahwa saya mau bilang kalau di blog ini ada kesalahan yang agak fatal he... itu yang ada pada posting tentang jurnal kohesi volume dua yang namanya " Akbar Priyono" itu dari FIB tulen bukan dari F MIPA. Akbar Priyono tepatnya dari Sastra Jawa UI..... terimakasih
BalasHapus