Seorang anak sebaiknya diarahkan sesuai minat dan bakatnya sejak kecil. Jika menunggu gede alias seusia anak SMA itu kelamaan. Buang-buang waktu. Semuanya harus sejak dini supaya lebih fokus dan terarah.
Untuk jenjang Playgroup dan TK, kita yang belum atau tidak punya TK sendiri di rumah, harus pintar memilihkan tempat belajar untuk mereka sejak dini. Yang jelas, sudah sepatutnya kita memberikan pengetahuan tentang Islam sejak dini pada mereka :D Pilih TK yang islami :D
Seusai TK, anak-anak bisa dimasukkan ke SD atau MI atau SDIT. Saat mendaftar di SD atau sederajatnya, murid mendapatkan Nomor Induk Siswa Nasional. Nomor induk inilah yang akan dipergunakan hingga mereka belajar di tingkat SMA. Kalo zaman kita dulu masih pake Nomor Induk Sekolah sehingga setiap jenjang pendidikan nomornya berubah-ubah. Kali ini, sudah tidak lagi seperti itu.
Masih inget saat kita SD dulu, teman-teman? Kita mengenyam SD selama enam tahun. Sungguh, itu waktu yang terlalu lama untuk menjawab soal-soal ujian. Ada alternatif yang bisa kita tawarkan ke anak-anak kita nanti. Seperti ini: Kelas 1, 2, dan 3, biarkan mereka bersekolah. Saat menginjak kelas empat, kita cabut anak kita dari sekolah dan laksanakan Homeschooling :D Kenapa Homeschooling? Saya pikir homeschooling dapat menjawab keinginan para orangtua yang menginginkan anaknya untuk lebih fokus pada satu hal. Misalnya mendalami Ilmu Komputer atau Menulis atau Wirausaha atau Menghafal Qur’an atau yang lain.
Oiya, untuk Homeschooling, lebih baik Tidak Membawa Kurikulum Sekolahan ke Rumah, tapi benar-benar Membentuk Anak Sesuai Minat dan Bakatnya. Selama kurang lebih dua tahun, biarkanlah anak-anak fokus pada satu bidang saja. Jika seorang anak sangat menyukai Ilmu Komputer, orangtua bisa mendatangkan guru komputer ke rumah untuk mengajarinya. Jika seorang anak sangat menyukai Menulis sejak kecil, juga bisa difasilitasi dengan cara serupa.
Sangat menyenangkan jika minat dan bakat anak-anak sesuai dengan kompetensi orangtuanya sehingga belajar menjadi hal yang sangat menyenangkan. Seperti yang dilakukan oleh Dina. Ia diharuskan membuat resensi setiap buku yang telah dibaca, lalu diserahkan ke abahnya sendiri, Adian Husaini, untuk dikomentari dan dinilai. Saat ini, Dina telah merampungkan novelnya yang terdiri dari 150 halaman dan sedang dalam proses penerbitan. Bukankah lebih baik ahli dalam satu bidang tertentu daripada mempelajari berbagai bidang, tapi tidak ahli?
Banyak yang berpikir bahwa anak-anak Homeschooling itu kurang gaul alias kuper. Ah, tidak juga. Mereka tetap bersosialisasi dengan teman-teman di lingkungan rumah. Jika mereka mengikuti kegiatan di luar, seperti Tae Kwon Do, itu lebih bagus. Hal seperti ini tidak menghalangi seorang anak dalam bergaul kok :D
Oiya, jangan khawatir mengenai Ujian Nasionalnya. Saat seumuran dengan anak-anak yang menginjak ke kelas enam, anak bisa diikutkan ke Bimbel selama setahun. Pelajaran SD itu nggak susah-susah amat kok. Bisa dikebut setahun dengan bimbel. Jangan lupa untuk mendaftarkan anak pada Ujian Kesetaraan. Dengan demikian, anak-anak tetap bisa mengaktualisasikan diri sejak dini sekaligus tidak tertinggal ujian kelulusan yang diselenggarakan pemerintah. Tak perlu dikhawatirkan jika hasil nilai ujian mereka ternyata kurang bagus. ‘Kan kita Butuh Mencetak Ahli, bukan Mencetak Nilai-Nilai Bagus. Banyak yang bernilai bagus, tapi tak ahli. Tapi seorang ahli selalu dibutuhkan ummat, bukan?
Seusainya lulus SD, orangtua dihadapkan pada pilihan lagi. Apakah akan menitipkannya pada sekolah konvensional ataukah pesantren? Atau pada alternatif lain. Biasanya, seorang anak yang sudah mengenal bakatnya sejak dini, akan diteruskan hingga ia dewasa. Yang jelas, jangan sampai lupa pada tujuan pendidikan dalam Islam, yaitu untuk mengenal Allah. Di manapun kita menginjakkan kaki untuk menimba ilmu, tak henti untuk belajar agama. Begitu juga dengan anak-anak kita nanti. Wahai, para calon orangtua, mari siapkan diri untuk jadi orangtua pintar secara pikiran dan hati untuk menyongsong masa emas esok hari :D
sis,numpang yaa..^^
BalasHapushttp://mpermperpisang.blogspot.com/2011/05/ayo-daftar-ptc-indonesia-yang-terbukti.html