Perempuan dengan kereta berangkat ke Jakarta
Matahari belum tampak, ia sudah tampak
Lalu ia tak tampak di balik dinding gedung-gedung kota
Matahari berpulang, ia baru tampak lagi
Perempuan Jakarta rindu pada matahari
Saat senggang ada,
pelan-pelan ia langkahkan kaki di Balai Kota sebelum senja tiba
Asanya kandas
kotanya mendung, basah,
Perempuan Jakarta mengejar matahari
Senjanya tiada, shubuhnya usai, dan paginya mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar