Oleh Nila Rahma, Mahasiswa Program Studi Indonesia FIB UI
Palestina adalah tempat diturunkannya semua agama samawi, yakni Yahudi, Nasrani, dan Islam. Selain itu, letak geografis Palestina menjadikannya sebagai salah satu rute perdagangan internasional terpenting. Ia menghubungkan tempat peradaban Lembah Nil dan wilayah selatan Syria dan Iraq pada bagian lainnya. Wilayah ini menjadi pusat berbagai ekspedisi militer sehingga semua imperium besar pun mengincarnya, seperti Babylonia, Aushoria, Al Hethyeen, Parsia, Yunani, Romawi, Kekhalifahan Utsmani, dan Inggris. Napoleon pernah menyerang wilayah ini, namun digagalkan oleh perjuangan bangsa setempat.
Palestina Jatuh ke Tangan Israel
Tahun 1099, Jerussalem jatuh ke tangan pasukan Salib setelah memulai peperangan sejak 1095. Delapan puluh delapan tahun kemudian, pada tahun 1187, Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Al-Aqsha dari kekuasaan pasukan Salib. Pada Perang Dunia I (1914-1919), Inggris mengalahkan Utsmani yang menguasai Palestina. Karena kemenangannya itu, Palestina berada dalam kekuasaan Inggris. Lobi Zionis yang dikomando Theodore Herzl berhasil meyakinkan Inggris agar mereka mendapatkan The Promised Land di Palestina.
Theodore Herzl berhasil mendirikan negara Israel di wilayah Palestina pada tahun 1897, tepatnya setelah 50 tahun 3 bulan sejak ia menuliskan mimpinya di catatan harian. Ketika Sekutu menang pada PD II (1945), wilayah Protektorat Inggris, termasuk Palestina, diserahkan kepada Amerika. Hingga sampai saat ini pun, Amerika lah yang menjadi pendukung utama Israel di kancah dunia.
Dalam perang tahun 1967, Raja Husein dari Yordania menyerahkan Tepi Barat Yordan kepada Israel dengan alasan kalah perang. Pada tahun yang sama, Gamal Abdul Nasser menyerahkan Gunung Sinai dan Jalur Gaza. Hafedz Assad dari Suriah menyerahkan Dataran tinggi Golan.
Misi di Balik Pendirian Negara Israel
Pendirian negara Israel dilatarbelakangi oleh misi politik, yakni mendirikan negara bagi warga Yahudi dunia (nasionalisme-teologis). Tak dipungkiri jika isu agama dan kepentingan politik serta ekonomi berkelindan menjadi ideologi yang tidak dapat dipisahkan lagi dari Israel. Menjemput The Promised Land ‘tanah yang dijanjikan’ menjadi senjata utama mereka untuk melakukan tindak perebutan Palestina. Isu agama menjadi alasan yang paling ampuh karena mampu menjadi alat legitimasi. Jika mereka mempergunakan isu ekonomi, politik, ataupun HAM sebagai senjata maka efeknya tak akan seampuh ini. Misi keagamaan juga dijadikan sebagai alat pembangun solidaritas orang-orang Yahudi di seluruh dunia untuk bersama bahu-membahu guna mewujudkan berdirinya negara bagi warga Yahudi.
Target besar mereka adalah mendirikan negara Israel. Untuk mengecoh mata dunia, mereka seolah-olah fokus untuk melakukan penghancuran Al-Aqsha sehingga terlihat ini benar-benar sebagai misi keagamaan. Sudah tak awam lagi bahwa di bawah Al-Aqsha telah dibangun terowongan-terowongan. Untuk memperlihatkan keseolah-olahan seriusnya itu, mereka juga telah membuat maket Haikal Sulaiman. Dalam Al-Kitab diceritakan bahwa Haikal Sulaiman adalah tempat ibadah Nabi Sulaiman dan ayahnya, Daud. Di dalam Taurat (kata mereka), disebutkan pula bahwa Haikal Sulaiman harus didirikan lagi di The Promised Land. Mengenai pendirian Haikal Sulaiman ini, sebagian para Rabbi Yahudi tidak menyetujuinya.
Dukungan Barat terhadap Israel bukan tanpa sebab. Berikut ini beberapa alasannya:
1. Israel dapat menjadi jembatan paling kuat bagi kepentingan ekonomi dan politik Barat (Amerika) untuk secara gradual menguasai Timur Tengah.
2. Israel memiliki kesamaan nilai dengan Barat, sekuler-liberal.
3. Sebagian besar pemimpin politisk dan pelaku-pelaku ekonomi Israel berorientasi ke Barat.
4. Israel merupakan perluasan Peradaban Barat di Timur Tengah yang sejak lama menjadi batu sandungan sangat kuat bagi Barat.
5. Israel yang berada di tengah wilayah Timur Tengah ini sangat strategis dan menjembatani Asia, Afrika, dan Eropa untuk masuk ke seluruh wilayah Timur Tengah.
Kesewenang-wenangan Israel dalam penyerangan sungguh sangat menyengsarakan rakyat Palestina. Bagaimana tidak?
1. Kedatangan warga Yahudi selalu disertai pengusiran penduduk yang ada.
2. Yahudi melakukan pendekatan kekerasan terhadap rakyat Palestina.
3. Pembantaian terjadi sepanjang Yahudi berkoloni di Palestina sejak tahun 1930-an hingga sekarang.
4. Bangsa Palestina yang merupakan penduduk asli harus mengungsi dan sengsara, sementara para pendatang menikmati kehidupan baru mereka.
Berikut ini adalah beberapa pembantaian yang dilakukan oleh Israel:
1. Pembantaian King David (1946): 92 orang tewas.
2. Pembantaian Baldat Al-Syaikh (1947): 60 tewas
3. Pembantaian Yehida (1947): 13 tewas
4. Pembantaian Khisas (1947): 10 tewas
5. Pembantaian Qazaza (1947): 5 anak-anak tewas
6. Pembantaian Hotel Samirami (1948): 19 tewas
7. Pembantaian Naser al-Din (1948)
8. Pembantaian Tantura (1948): 200 tewas
9. Pembantaian Mesjid Dahmash (1948) 100 tewas
10. Pembantaian Dawayma (1948): 100 tewas
11. Pembantaian Houla (1948): 85 tewas
12. Pembantaian Salha (1948): 254 tewas
13. Pembantaian Deir Yasin (1948): 254 tewas
14. Pembantaian di Qibya (1953): 96 tewas
15. Pembantaian Kafr Qasem (1956): 49 tewas
16. Pembantaian Khan Yunis (1956): 275 tewas
17. Pembantaian di Kota Gaza ( 1956): 60 tewas
18. Pembantaian Fakhani (1981): 150 tewas
19. Pembantaian di Mesjidil Ibrahimi (1994): 5 tewas
20. Pembantaian Qana (1996): 109 tewas
21. Pembantaian Shabra dan Satila
Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, ”Janganlah kamu menyembah selain Allah, berbuat baiklah kepada orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling, kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu masih menjadi pembangkang.
Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji kamu, ”Janganlah kamu menumpahkan darahmu (membunuh orang) dan mengusir saudara sebangsamu dari kampung halamanmu.” Kemudian kamu berikrar dan bersaksi.
Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh sesamamu dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung halamannya. Kamu saling membantu (menghadapi) mereka dalam kejahatan dan permusuhan. Dan jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal kamu dilarang mengusir mereka. Apakah kamu beriman sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian yang lain? Maka tidak ada balasan yang pantas bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah: 83—85)
Daftar Pustaka
Al-Qur’an. 2005. Jakarta: Gema Insani Press.
Buku
Hidayat, Nuim. 2009. Imperialisme Baru. Jakarta: Gema Insani Press.
Husaini, Adian. 2009. Indonesia Masa Depan. Jakarta: Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia.
Presentasi
Bachtiar, Tiar Anwar. Memahami Konflik Palestina. Diakses pada 5 Juni 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar